Kritis? Begini Kondisi Danau yang Aliri 330 Subak di Pulau Bali, Aksi Pemuliaan Siap Dilakukan

25 Mei 2022, 11:00 WIB
Aksi penanaman pohon di seputaran Danau Batur serangkaian Sastra Saraswati Sewana 2022. /

 

PotensiBadung.com - Aksi pemuliaan air tidak hanya menyasar Danau Tamblingan di Bali Utara, Buleleng.

Selain 9 rencana aksi untuk menjaga kualitas hulu di Buleleng, Danau Batur yang berlokasi di Kabupaten Bangli, Kintamani juga disorot.

Yayasan Puri Kauhan Ubud punya alasan mendasar kenapa memilih Danau Batur sebagai lokasi Mareresik Patirtan serangkaian Sastra Saraswati Sewana 2022.

Baca Juga: Bukan Piala Presiden 2022, Ini yang Diharapkan Warganet untuk PSSI: Kapan Piala Indonesia?

Baca Juga: Masuk Grup Neraka, Ini Hitung-hitungan Timnas Indonesia U-17 Lolos ke Piala Asia

Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud yang juga Koordinator Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Ari Dwipayana mengatakan danau seluas 16 km² yang terletak di kaldera gunung api aktif dalam rangkaian cincin Api Pasifik itu sedang kritis.

Di hadapan Komandan Korem 163/Wirasatya, Brigjen TNI Choirul Anam, SE, MM, Ari Dwipayana menyebut danau terbesar di Pulau Bali yang mengaliri 330 subak itu tercemar parah dan harus segera diselamatkan.

“Karena danau kita, Danau Batur ini tercemar. Sedang tercemar dan tinggi. Bahkan sesuai hasil riset pencemarannya cukup tinggi. Pencemaran ini terjadi karena limbah, baik limbah dari sektor perikanan, perkebunan, dan sejenisnya. Selain sedementasi, longsor juga kerap terjadi. Karena segala hal masuk danau akhirnya permukaan air danau naik,” ucap Ari Dwipayana.

Baca Juga: Ingin Nonton Langsung PSIS Semarang VS PSM Makassar di Stadion Jatidiri? Simak Dulu Syarat dan Ketentuannya

Baca Juga: Ciro Alves Pamit Menuju Persib Bandung, Marc Klok, Ricky Kambuaya Dapat Hadiah dari Robert Alberts

Menyikapi pencemaran ini, Yayasan Puri Kauhan Ubud terpanggil untuk berkonsentrasi memuliakan Danau Batur lewat kegiatan mareresik bertema “Toya Uriphing Bhuwana, Usadhaning Sangaskara” yang berarti air pemberi kehidupan, penyembuh peradaban.

Gerakan ini dilakukan untuk menarik perhatian seluruh stakeholder dan masyarakat untuk mendukung upaya konservasi berkesinambungan.

“Menyelesaikan persoalan ini kan tidak bisa hanya sekadar membersihkan danau. Namun juga dirangkai dengan penanaman pohon dan pemeliharaan hutan.

Baca Juga: Laga Uji Coba PSIS Semarang vs PSM Makassar: Catat Jadwal, Update Harga dan Cara Membeli Tiket

Baca Juga: Persib Bandung Menumpuk Banyak Pemain di Posisi Ini, Persaingan Keras, 3 Pemain Ini Bakal Dipinggirkan

Termasuk penanganan sampah dan limbah dengan teknologi terkini,” terangnya.

Untuk mengedukasi masyarakat Batur dalam jangka panjang, Ari Dwipayana menyebut masyarakat juga harus diberikan alternatif saat mau mengubah perilaku dan budaya yang sedang berlangsung saat ini.

Misalnya terkait keramba dan cara bercocok tanam menuju organik dari sebelumnya memanfaatkan pestisida.

“Hal ini tak ditampik membutuhkan komitmen jangka panjang yang kuat. Semua pihak harus bersinergi untuk menyelamatkan Danau Batur demi kelangsungan hidup bersama,” ungkapnya.

Baca Juga: #MAUNGCIRO OTW ke Persib Bandung, Begini Momen Mengharukan Ciro Alves Berpisah dengan Anak dan Istrinya

Baca Juga: Usai Persembahkan Emas, Park Hang Seo Secara Mengejutkan Mundur dari Pelatih Timnas U-23 Vietnam, Mengapa?

Sebagaimana diketahui mareresik bertema “Toya Uriphing Bhuwana, Usadhaning Sangaskara” yang diprakarsai Yayasan Puri Kauhan Ubud berlangsung di tiga lokasi, yakni Patirtaan Pelisan, Pura Jati, dan Rejeng Anyar di seputaran Danau Batur, Desa Adat Kedisan, Kabupaten Bangli, Kintamani.

Aksi cinta lingkungan ini merangkul TNI/ Polri, Peradah Bangli, KMHDI Bali, Mapala UNHI Denpasar, UHN IGB Sugriwa, STAHN Mpu Kuturan, Universitas Dwijendra, Universitas Mahasaraswati, Lingkar Studi Batur, Forum Alumni Gitakita, Kasinoman Pura Ulun Danu Batur, KAGAMA Bali, dan komponen masyarakat lainnya. ***

Editor: Dinda Fitria Sabila

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler