Nuwur Kakuwung Ranu, Ari Dwipayana:Pesan Raja Marakata, 1 Ditebang Harus Ditanam 4 Pohon

- 27 Mei 2022, 10:00 WIB
Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud sekaligus Koordinator Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Ari Dwipayana sapa salah seorang Sulinggih yang dalam prosesi Nuwur Kukuwung Ranu.
Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud sekaligus Koordinator Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Ari Dwipayana sapa salah seorang Sulinggih yang dalam prosesi Nuwur Kukuwung Ranu. /

 

PotensiBadung.com - Nuwur Kakuwung Ranu, pentas seni-ekologis di Pura Segara Danu Batur, Kabupaten Bangli, Bali, Sabtu Kliwon Wariga (Tumpek Uduh), 14 Mei 2022 malam.

Acara yang diprakarsai Yayasan Puri Kauhan Ubud, bukan sekadar pentas.

Terselip kemuliaan leluhur Pulau Bali dalam menjaga ekosistem alam sejak beradab-abad yang lalu.

Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud sekaligus Koordinator Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Ari Dwipayana menyebut kewajiban untuk melindungi hutan dan menanam kembali, ternyata sudah ada sejak ribuan tahun lalu.

Baca Juga: Mesut Oezil Datang, RANS Cilegon FC Menang Lawan Pemain Asing Afrika, Ngeri Performa Klub Milik Raffi Ahmad

Baca Juga: Tanggapan Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares Atas Surat Fans Pasukan Ramang : Ewako

“Bukan hanya di Lontar Batur Kalawasan, juga tertuang dalam Prasasti Tamblingan. Kami ke Bale Agung Desa Adat Buahan, desa yang berada di wingkang Ranu, ternyata sudah ada prasasti pada abad ke -9 (916 Saka/994 Masehi) yang dikeluarkan oleh Raja Sri Darmodayana dan Permaisuri Sri Gunapriya Dharmapatn);"

"Yang selanjutnya dirumuskan Titi Swara (semacam undang-undang, red) yang menekankan agar kita merawat alam seperti merawat diri kita sendiri,” ucap Doktor Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta itu.

Halaman:

Editor: Dinda Fitria Sabila

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x