Imbuh Ari Dwipayana, bahkan pada saat pemerintahan Raja Marakata, ada prasasti yang menyebutkan bahwa Raja Marakata didatangi warga Buahan yang memohon izin membuka hutan di Buahan.
Baca Juga: Sebut Bali United, Kontrak Mesut Ozil Fenerbahce Berakhir Juni 2022, Coach Teco Sambut Baik
“Raja Marakata memberikan bisama, satu pohon yang dipotong harus ditanam 4 pohon yang baru. Ini kearifan dari para leluhur yang perlu kita jadikan panduan di era saat ini. Misalnya, setiap pasangan menikah harus menanam satu pohon yang dia harus jaga dan rawat sampai tua,” ungkapnya.
Dalam acara yang dihadiri langsung oleh Ratu Peranda, para Wiku, Sulinggih yang meraga suci, Jero Gede Batur Duwuran, Jero Kubayan, para Pemangku, Pinandita, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Siti Nurbaya,
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno, Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, Sukardi Rinakit, Wakil Gubernur Bali, Prof. Dr. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, jajaran Forkopimda Provinsi Bali (Pangdam, Wakapolda, Danrem),
Baca Juga: Manuver Thomas Doll, Boyong Eks Penyerang CHELSEA, OTW Persija Gantikan Marko Simic, Eden Hazard?
Baca Juga: Ricky Fajrin Tak Dipanggil Timnas Indonesia, Fans Bali United Kecewa
Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta, perwakilan Bupati dan Walikota, serta Rektor se-Bali di luar Bangli, serta Perbekal dan Prajuru Adat di 15 desa di Kawasan Inti Global Geopark Batur, yakni Batur Utara, Batur Tengah, Batur Selatan,
Kedisan, Buahan. Abang, Trunyan A, Trunyan B, Songan A, Songan B, Kintamani, Suter, Sukawana, Pinggan, dan Blandingan itu, Ari Dwipayana mengingatkan bahwa pohon-pohon yang ditanam tersebut tidak akan hidup tanpa air.