Yayasan Puri Kauhan Ubud Muliakan Air, Ari Dwipayana: Rawat Alam Seperti Merawat Diri Sendiri

- 27 Mei 2022, 12:40 WIB
Penggalan pentas seni-ekologis Nuwur Kakuwung Ranu, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar di Pura Segara Danu Batur, Kabupaten Bangli, Bali.
Penggalan pentas seni-ekologis Nuwur Kakuwung Ranu, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar di Pura Segara Danu Batur, Kabupaten Bangli, Bali. /Kadek KS

 

 

PotensiBadung.com- Lontar Batur Kalawasan, Prasasti Tamblingan, dan sejumlah prasasti lain yang ditemukan di Bali menegaskan pesan suci untuk merawat alam seperti merawat diri sendiri.

Oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud bekerja sama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, semangat merawat alam ini ditularkan melalui pentas seni-ekologis Nuwur Kakuwung Ranu, di Pura Segara Danu Batur, Kabupaten Bangli, Bali.

Kemuliaan leluhur Pulau Bali dalam menjaga ekosistem alam sejak berabad-abad yang lalu juga ingin dibangkitkan kembali menyikapi realitas krisis air bersih di sejumlah wilayah di Pulau Dewata.

Baca Juga: Rumor TERKINI: Persib Kedatangan 1 Asing Baru, Thomas Doll Temukan Pengganti Marko Simic di Persija

Baca Juga: Timnas Indonesia Dituntut Menang Dalam FIFA Match Day Demi Kualifikasi Piala Asia 2023

“Kita tidak boleh berhenti hanya pada wacana. Kita harus melanjutkan ke aksi, ke tindakan nyata. Kita tidak cukup dengan hanya bangga mempunyai banyak bhisama, lontar prasasti, tetapi harus tunjukan bhakti kita ring Ida Bathari Dewi Danu dengan munculnya kesadaran bersama yang selanjutnya menjadi kerja dan tindakan nyata."

"Tindakan nyata kita bisa lakukan sesuai dengan swadharma, peran, dan fungsi masing-masing,” ucap Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud sekaligus Koordinator Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Ari Dwipayana.

Baca Juga: HOT NEWS: Mesut Ozil OTW Bali United, Thomas Doll Curi Ex Chelsea ke Persija, Bos RANS FC Beli Tim Liga Italia

Baca Juga: Mesut Ozil Angkat Koper ke Bali United? Bungkam Sesumbar Bos Rans Cilegon FC, Eks Persib Bandung dapat Teman

Pentas seni-ekologis Nuwur Kakuwung Ranu, di Pura Segara Danu Batur, Kabupaten Bangli, Bali, Sabtu Kliwon Wariga (Tumpek Ibih) mengingatkan sekaligus mengajak semua pihak menjaga, menyelamatkan, dan melestarikan Danau Batur.

“Acara hari ini merupakan langkah kecil yang dilakukan oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud menginisiasi gerakan kesadaran untuk menjaga, mengonservasi, dan memuliakan air. Kita selalu berharap kasih sayang sih Ida Bhatara Ayu Mas Membah, terus mengalir kepada kita semua,” ungkap Doktor Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta itu penuh semangat.

Baca Juga: Putra Pertama Ridwan Kamil di Swiss untuk Mencari Kampus S2, Hilang di Sungai, Ini Profil Emmeril Khan Mumtadz

Baca Juga: Kalahkan Marc Klok, Trio Persib Bandung Duel Lawan Meksiko, Ghana, dan Venezuela, Ini Asuhan Robert Alberts

Sadar bahwa usaha merawat alam tidak akan terwujud tanpa air, Ari Dwipayana mengatakan bekerja sama dengan TNI/Polri dan masyarakat setempat Yayasan Puri Kauhan Ubud menanam pohon bodi setinggi 3 meter di kawasan Taman Wisata Alam Bukit Payang dan di Desa Adat Buahan.

Termasuk menanam 10 ribu pohon di Bukit Payang dan menyerahkan 15 ribu bibit yang akan ditanam di 15 desa di kawasan inti Geopark Batur.

Baca Juga: 20 Nama Bayi Laki Laki Islami dan Artinya Inisial Q, Jarang Ditemukan, Mirip Nama Pejuang Muslim

Baca Juga: 20 Nama Bayi Laki Laki Islami dan Artinya Inisial Q, Jarang Ditemukan, Mirip Nama Pejuang Muslim

“Kami menyadari bahwa program pemuliaan air ini adalah karya agung. Kerja besar. Maka ini tidak bisa dikerjakan oleh satu elemen saja. Tidak bisa dikerjakan oleh pemerintah saja."

"Tidak bisa hanya dikerjakan oleh aktivis lingkungan saja. Tidak juga oleh masyarakat adat saja. Ini harus menjadi gerakan kesadaran yang melibatkan semua pihak: pemerintah, masyarakat akademik, desa adat, MDA, PHDI, subak, prebekel, aktivis lingkungan, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, kalangan industri pariwisata (PHRI), dadia atau pasemetonan soroh, filantropis, dan lain-lain. Karena itu, ngiring, sareng-sareng, ngerombo kekaryan puniki (mari bersama-sama mendukung kegiatan ini, red),” harap pria kelahiran Ubud, 24 Februari 1972 itu. ***

Editor: Dinda Fitria Sabila

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah