Dirayakan Setiap 210 Hari dalam Kalender Bali, Makna Agung Galungan - Kuningan dan Perayaannya Pertama Kali

- 6 Juni 2022, 14:30 WIB
Makna agung Hari Raya Galungan dan Kuningan
Makna agung Hari Raya Galungan dan Kuningan /Unsplash/Harry Kessell

PotensiBadung.com -Umat hindu, khususnya di Pulau Bali merayakan hari raya Galungan dan Kuningan hampir setahun dua kali.

Namun menurut perhitungan, hari Galungan dan Kuningan dilaksanakan setiap 210 hari atau 6 bulan sekali yang sebelumnya diawali dengan Penambahan dan sehari setelahnya dilaksanakan Umanis.

Menurut informasi yang berhasil dihimpun PotensiBadung.com dari website resmi Kabupaten Buleleng bulelengkab.go.id.

Baca Juga: Atta Halilintar Umumkan Ricardinho Gabung Pendekar United, Pemain Terbaik Dunia Sekelas Cristiano Ronaldo

Baca Juga: Kronologi Sadio Mane Dikecam, Setelah Lontarkan Candaan Tentang Liverpool

Galungan berasal dari bahasa Jawa Kuno yakni “dungulan" yang berarti menang. Hal ini merayakan kemenangan kebaikan (dharma) melawan kejahatan (adharma). 

Secara universal Galungan juga diartikan sebagai hari dimana umat Hindu memperingati terciptanya alam semesta jagad raya beserta seluruh isinya.

Yang mana perayaan Galungan pertama kali dilaksanakan memang sangat sulit untuk dijelaskan kapan pertama kali perayaannya dilakukan.

Baca Juga: Atta Halilintar Umumkan Ricardinho Gabung Pendekar United, Pemain Terbaik Dunia Sekelas Cristiano Ronaldo

Baca Juga: Kronologi Sadio Mane Dikecam, Setelah Lontarkan Candaan Tentang Liverpool

Akan tetapi menurut Drs. I Gusti Agung Gede Putra selaku mantan Dirjen Bimas Hindu dan Buddha Departemen Agama RI, diperkirakan Hari Raya Galungan sudah dalam dirayakan oleh umat Hindu di seluruh tanah air, sebelum populer di Bali.

Lalu juga menurut lontar Purana Bali Dwipa, Hari Raya Galungan pertama kali dirayakan pada hari Purnama Kapat (Budha Kliwon Dungulan) di tahun 882 Masehi atau tahun Saka 804.

Artinya hari Raya Galungan sudah ratusan puluhan tahun lalu dilakukan oleh umat hindu di berbagai penjuru tanah air.

Baca Juga: Atta Halilintar Umumkan Ricardinho Gabung Pendekar United, Pemain Terbaik Dunia Sekelas Cristiano Ronaldo

Baca Juga: Kronologi Sadio Mane Dikecam, Setelah Lontarkan Candaan Tentang Liverpool

Kemudian juga mengenai makna hari Raya Kuningan adalah memasang kolem, tamiang dan endong sebagai simbol senjata Dewa Wisnu karena menyerupai Cakra.

Lalu keunikan lainnya adalah selain penggunaan warna kuning yaitu persembahyangan harus sudah selesai dilaksanakan sebelum jam 12 siang.

Dijelaskan hal ini dilakukan karena persembahan dan persembahyangan setelah jam 12 siang hanya akan diterima Bhuta dan Kala, sebab para Dewata semuanya telah kembali ke Kahyangan. 

Yang artinya menekankan pada pentingnya mengatur atau managemen waktu yang harus dilakukan umat manusia.

Tidak boleh menunda kebaikan, itulah nilai positif yang dapat diambil dari hari raya Kuningan yang dilakukan umat Hindu.***

Editor: Dinda Fitria Sabila

Sumber: bulelengkab.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x