Mangku Pastika Ingin Orang Buleleng Pimpin Bali, AWK: Pandangan Ini Berbahaya

- 26 April 2024, 15:08 WIB
Kolase: Made Mangku Pastika dan Arya Wedakarna.
Kolase: Made Mangku Pastika dan Arya Wedakarna. /IST



PotensiBadung.com - Dua tokoh politik Bali yaitu Made Mangku Pastika dan Arya Wedakarna (AWK) berbeda pandangan melihat Pilgub Bali pada November 2024 mendatang.

Dalam pertemuan dengan bakal calon bupati Buleleng pada Selasa, (16/4) lalu, Mangku Pastika mengatakan ada baiknya orang Buleleng yang memimpin Bali atau menjadi Gubernur Bali periode 2024-2029.

Dengan alasan setidaknya mampu memahami persoalan yang lebih kompleks karena Buleleng adalah wilayah dengan populasi penduduk dan atau pemilih terbanyak.

Baca Juga: Penilaian Kinerja Pegawai dan Sosialisasi fitur e-Kinerja, Kemenkumham Bali Gelar Pemantauan

Baca Juga: Penilaian Kinerja Pegawai dan Sosialisasi fitur e-Kinerja, Kemenkumham Bali Gelar Pemantauan


Selain itu agar ada pemerataan pembangunan di wilayah Bali Utara itu. Karena ia menilai selama ini Buleleng tidak begitu diprioritaskan soal pembangunan.

Terkait pernyataan itu, Arya Wedakarna mengatakan dia tidak sepakat. Melalui instagramnya, AWK menantang pernyataan Mangku Pastika.  

"Pandangan ini berbahaya diera saat ini, terkesan kedaerahan. Siapapun putra putri Bali berhak jadi pemimpin baik dari Jembrana, Bangli, Klungkung, Karangasem, Tabanan, Badung, Gianyar, Buleleng, Nusa Penida atau Denpasar," ucap AWK dikutip dari Instagram @aryawedakarna, Jumat (26/4/2024).

Baca Juga: Polda Bali Siap Amankan & Sukseskan KTT WWF

Baca Juga: PSM Makassar Bertekad Singkirkan Arema FC, Misi Perbaiki Posisi di Klasemen Liga 1

AWK berpendapat siapapun bisa jadi Gubernur Bali. Asal jujur, adil dan mengayomi masyarakat.

Selain itu, sudah 2 kali orang Buleleng menjadi Gubernur. Katanya, pemimpin Bali yang berasal dari satu Kabupaten secara berturut-turut sudah tidak relevan.

Baca Juga: Komitmen Menjadi WNI dan Mengabdi NKRI, Kakanwil Kemenkumham Bali Ambil Sumpah WNA

"Yang penting calon pemimpin Bali itu jujur, adil, dan mengayomi. Buleleng sudah pernah 2 kali punya Gubernur Bali dan kita bisa menilai bagaimana pembangunan Buleleng pada akhirnya," imbuhnya.

"Pemikiran pemimpin dari satu Kabupaten sudah tidak relevan. Ngiring anak muda Bali, melek politik dan pilih pemimpin berdasarkan kinerja," tutup AWK. ***

Editor: Ariex Pratama


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x