Ahli Jiwa Ingatkan Ancaman Tsunami Bunuh Diri Pasca Pandemi, Ingatkan Tragedi Ini

22 Mei 2022, 08:00 WIB
Ahli Jiwa Ingatkan Ancaman Tsunami Bunuh Diri di Bali Tahun 2022 /Ilustrasi bunuh diri./antaranews.com


PotensiBadung.com- Fakta lonjakan kasus bunuh diri di Bali sepanjang tahun 2021 harus disikapi serius.

Kenaikan kasus nyaris 100 persen, yakni dari 47 orang laki-laki dan 21 wanita di tahun 2020 menjadi 92 laki-laki dan 33 perempuan di tahun 2021 pun harus dicarikan solusinya.

Lonjakan kasus bunuh diri dari 68 kasus di tahun 2020 menjadi 125 kasus di tahun 2021 ini

Baca Juga: KLB Cacar Monyet atau Monkeypox Pernah Terjadi, Berikut Catatan dari Kemenkes RI

Baca Juga: Dengan Cara Ini Robert Alberts Bisa Tau Kualitas Calon Pemain Persib Bandung

Menurut dokter spesialis kejiwaan, dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, Sp.KJ menunjukkan ada masalah yang harus dituntaskan hingga ke akar-akarnya.

“Penerangan dan pembinaan pada masyarakat yang dilakukan oleh psikiater, psikolog, sosiolog, agamawan, pendidik, seniman, media cetak, dan elektronika sangat besar peranannya untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya menumbuhkan keberanian menghadapi kehidupan ini,” ungkap dokter spesialis yang praktik di RSUD Manuaba, Denpasar, Bali itu, Sabtu 21 Mei 2022.

“Pembinaan mulai dari diri sendiri dan keluarga. Kalau diri dan keluarga memahami keadaan dirinya, maka mereka akan sempat membantu orang lain sehingga masyarakat berada dalam keadaan tenang, sanggup menghadapi tantangan hidup, berjuang untuk hidup dan percaya bahwa Tuhan akan selalu membantu orang yang terus berusaha,” sambungnya.

Baca Juga: Nonton My Nerd Girl Episode 7 di Vidio, Ini Link Download Gratis: Terkuak Penyebab Fara Bunuh Diri

Baca Juga: Berbahaya! Krim Pemutih Wajah Ini Picu Kanker

Menyikapi lonjakan kasus bunuh diri mencolok antara tahun 2020-2021, dr. Cokorda Bagus mengingatkan semua pihak tentang hal penting, yakni ancaman tsunami bunuh diri di tahun 2022.

Selain karena pandemi Covid-19 yang masih belum tuntas, pengalaman memilukan Tragedi Bom Bali 1, 12 Oktober 2002 ungkapnya wajib dijadikan acuan.

Berdasarkan pengalaman tragedi Bom Bali 1, setelah 2 tahun, terjadi ledakan kasus bunuh diri hingga tembus di angka 180 kasus dalam setahun.

Baca Juga: Jangan Panik! Kenali Gejala Cacar Monyet dan Berikut Cara Pencegahannya

Baca Juga: WASPADA! Wabah Monkeypox atau Cacar Monyet Melanda Eropa, WHO Rapat Darurat

“Nah yang kami khawatirkan saat pandemi berakhir akan terjadi ledakan yang luar biasa apabila tidak dikuatkan dan disiapkan masyarakat kita,” bebernya.

Pandemi yang berkepanjangan juga disebut akan menghadirkan gelombang tsunami bunuh diri yang lebih dahsyat setelah 2 tahun masyarakat, khususnya warga Bali diliputi suasana yang penuh ketidakpastian.

“Pandemi tentu akan lebih dahsyat karena sudah 2 tahun masyarakat berada dalam ketidakpastian. Bom Bali 1 selesai dalam waktu singkat, tapi pemulihan ekonomi hampir 2 tahun membuat banyak orang tidak kuat menghadapi tekanan. Jadi bisa dibayangkan efek pandemi ini akan sangat jauh lebih berat karena 2 tahun berjalan belum selesai. Belum ditambah adanya anggota keluarga yang meninggal karena Covid-19,” ungkapnya mengingatkan.

Baca Juga: Pemain Asing PSIS Melimpah, Seluruhnya Absen Lawan Arema FC di Friendly Match, Skuad Singo Edan Siap Tempur

Baca Juga: MENGEJUTKAN! Persis Solo Borong Pemain, Bajak Eks Persib, Persija, Bali United, Langsung Main vs Persebaya?

dr. Cokorda Bagus menambahkan pihaknya mencatat angka bunuh diri dari laporan media sejak 2006.

Termasuk melakukan penelitian ilmiah menggunakan data dari tahun 2000-2005.

“Perbandingan laporan media, catatan di polisi, dan laporan di masyarakat adalah menyerupai. Jadi sejak nike (itu), kami dari Suryani Institute for Mental Health menggunakan laporan media sebagai dasar pencatatan,” tandasnya. (***)

Editor: Mifta Putra

Tags

Terkini

Terpopuler