PotensiBadung.com - Persib Bandung tampaknya sudah berhasil bangkit dari keterpurukan di awal musim BRI Liga 1 2022/2023.
Hingga kini, akhir pekan ke-10, Persib Bandung berhasil menempati posisi ke-8 di klasemen sementara.
Baca Juga: Bukti Dominasi Persib Bandung di Pekan 10 BRI Liga 1, MU Lewat, PSIS Semarang Jadi Korban
Untuk diketahui, proses yang dihadapi Persib Bandung hingga menuju ke posisi saat ini tidak mudah.
Persib Bandung pernah didemo sang suporter, bobotoh, dengan tuntutan akan manajemen memberhentikan Robert Alberts, sang pelatih waktu itu.
Namun tak lama akhirnya Robert Alberts justru mengundurkan diri dari Pangeran Biru dan digantikan oleh pelatih baru, Luis Milla.
Baca Juga: MENGEJUTKAN! Persib Kebobolan 22 Gol, Pasoss Sebut Tak Suka Kiper Ini, Made Wirawan Pensiun Dini?
Bersama Luis Milla, akhirnya Persib Bandung berhasil meraih kemenangan tiga kali berturut-turut.
Pada acara PERSIB Goes to Campus di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Rabu 21 September 2022. Head Communication PERSIB, Adhi Pratama dan kapten Pangeran Biru, Achmad Jufriyanto berbagi cerita saat menghadapi situasi tersebut, baik di dalam maupun di luar lapangan.
Adhi mengatakan, Persib Bandung selalu menjalin komunikasi dengan berbagai pihak, dari mulai bobotoh, sponsor, dan lainnya.
Baca Juga: SOLIDARITAS Warganet Indonesia untuk Ansan Greeners FC, Membuat Asnawi Mangkualam Tersenyum
Baca Juga: DONE DEAL! Carlos Fortes Dipagari KONTRAK Lama, Ini Penjelasan Bos YS Soal Penolakan Paulo Henrique
Namun, yang menjadi tantangan adalah dengan bobotoh.
“Tuntutan besar dari bobotoh memang menjadi satu tantangan dalam pola komunikasinya. Harus ada pesan yang sama maknanya, walaupun manajemen berbicara perusahaan, dan pelatih bicara teknis, dan bobotoh dengan tuntutannya,” kata Adhi.
Kapten Persib Bandung, Achmad Jufriyanto atau yang kerap disapa Jupe pun membahas mengenai tantangan dan tuntutan suporter.
Jupe mengaku punya cara dalam menghadapi situasi sulit yang dihadapi.
Satu di antaranya adalah mencoba membiarkan isu tersebut, seperti saat penampilan tim sedang tidak maksimal.
“Saya juga suka bilang kepada pemain lain, biarkan saja. Tidak reaktif. Karena tidak ada yang paling ingin menang selain pemain. Begitu juga paling kecewa. Karena kami tidak hanya soal menang, ada keluarga, masa depan dan variabel lain yang lebih luas,” jelasnya.***