Walaupun dirinya tetap akan menghormati keputusan operator liga jika sistem bubble nantinya benar-benar diterapkan.
“Pengalaman waktu pertama kali di Indonesia, saya tidak senang dengan ini (sistem bubble tanpa penonton). Jika ini adalah keputusan terbaik agar kompetisi kembali bergulir, saya tetap menghormatinya. Tapi tetap saya tidak senang,” ucap Fabio.
Berbeda dengan dua pelatih sebelumnya, Pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso mengaku sepakat dengan rencana penggunaan sistem bubble.
Akan tetapi, ia berharap bahwa di paruh kedua musim 22/23 nanti kompetisi tetap kembali ke format kandang-tandang.
“Saya pribadi setuju kalau sisa putaran pertama dengan sistem bubble. Tetapi putaran kedua harus kembali tetap normal (kandang-tandang),” ungkap Aji Santoso.
Perasaan setuju juga disampaikan oleh pelatih Persita Tangerang Angel Alfredo Vera yang mengatakan tidak ada masalah jika sistem bubble hanya digunakan hingga paruh pertama selesai.
“Saya pikir kandang-tandang akan lebih bagus. Tapi, kalau kompetisi sementara berjalan dengan sistem bubble, saya pikir oke juga. Soal itu (efek sistem bubble tanpa penonton), kami pernah merasakannya di musim lalu,” tuturnya.
Sementara itu, pelatih Persikabo 1973 Djajang Nurjaman menyampaikan pendapat yang sedikit berbeda.