Kudeta Demokrat, SBY Singgung Masa Lalu Moeldoko, 'Saya Menyesal Dulu Beri Jabatan Kepadanya'

6 Maret 2021, 06:18 WIB
SBY merasa malu dan bersalah karena dulu telah memberi kepercayaan dan jabatan pada Moeldoko. /Twitter.com/UmarHsb75/

POTENSIBADUNG.COM- Moeldoko menjadi Ketua Partai Demokrat lewat klaim Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) pada Jumat 5 Maret 2021.

Sejumlah pimpinan Partai Demokrat di tingkat daerah hingga pusat mengecam KLB yang memilih Moeldoko sebagai ketua partai berlambang mercy ini.

Kali ini Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengecam keras tindakan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko yang dinilai telah bersekongkol dengan orang dalam, untuk melakukan kudeta terhadap Partai Demokrat.

Baca Juga: Partai Demokrat Versi KLB Tetapkan Moeldoko sebagai Ketua Umum

Baca Juga: Moeldoko Ketum Demokrat Versi KLB, AHY: Tidak Kesatria dan Bukan Contoh Baik

SBY menilai apa yang dilakukan itu adalah tindakan yang tidak terpuji dan jauh dari sikap seorang ksatria.

"Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji, jauh dari sikap ksatria dan nilai-nilai moral," kata SBY dalam keterangan pers melalui akun Youtube Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat, 5 Maret 2021 malam seperti dilansir dari PikiranRakyat.com.

SBY juga menyebut tindakan Moeldoko hanya mendatangkan rasa malu sebagai perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Dia juga menyinggung masa lalu Moeldoko yang sebelumnya sempat dalam satu barisan dengan dirinya.

"Hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran TNI. Termasuk rasa malu dan rasa bersalah, saya yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya," ujarnya.

Baca Juga: Sambut Hari Raya Nyepi, Akses Menuju Bromo dari 4 Daerah Ditutup

Baca Juga: Demokrat Bali Terima Laporan 8 Orang Berangkat Ikut KLB, Tegaskan Bukan Kader

"Sebagai seorang yang menggagas berdirinya Partai Demokrat, termasuk yang membina dan membesarkan partai ini, dan bahkan pernah memimpinnya, tak pernah terlintas dalam pikiran saya bahwa Partai Demokrat akan dibeginikan," ucapanya.

SBY tak menyangka karena setelah 10 tahun memimpin Indonesia baik secara pribadi maupun Partai Demokrat yang ia bina tak pernah mengganggu partai lain.

Hingga Sabtu 6 Maret 2021 pagi ini video keterangan resmi SBY sudah ditonton sebanyak 73.520 kali.

Kader di Bali diminta tenang

Sementara itu dari Bali, Partai Demokrat Bali menerima informasi ada 8 orang dari Bali berangkat ke Deli Serdang, Sumatera Utara untuk mengikuti kongres luar biasa (KLB).

Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Bali, I Made Mudarta menyebut mereka bukan kader, pengurus, atau anggota Demokrat Bali.

Baca Juga: Wacana KLB di Bali, Demokrat Bali Sebut Ilegal dan Menolak

Baca Juga: Heboh Kelas 'Orgasme' di Ubud, Rencana Digelar Hari Ini, Imigrasi Turun Tangan

"Kami pastikan delapan orang itu bukan kader kami di Demokrat Bali," kata Mudarta di kantor DPD Demokrat Bali, Jumat 5 Maret 2021.

Mudarta mengatakan delapan orang tersebut bisa saja hanya mengatasnamakan partai.

Pihaknya akan terus memonitor laporan tersebut. Jika memang terbukti, ia akan menempuh jalur hukum.

"Karena tidak boleh orang luar yang bukan ber KTA Demokrat, bukan pengurus, mengatasnamakan DPD Demokrat Bali, kan pelanggaran hukum namanya," kata dia.

Ia mengatakan Partai Demokrat Bali menggelar Rapat Koordinasi Daerah yang dihadiri Pengurus DPD Provinsi dan 9 Kabupaten/Kota se-Bali.

Ia memastikan seluruh kader Partai Demokrat Bali tidak terlibat KLB di Deli Serdang.

Ia pun meminta seluruh kader Partai Demokrat di Bali untuk tenang dan kompak. ***

Editor: Mifta Putra

Sumber: YouTube Sobat Dosen Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler