“Kami menyadari bahwa program pemuliaan air ini adalah karya agung. Kerja besar. Maka ini tidak bisa dikerjakan oleh satu elemen saja. Tidak bisa dikerjakan oleh pemerintah saja."
"Tidak bisa hanya dikerjakan oleh aktivis lingkungan saja. Tidak juga oleh masyarakat adat saja. Ini harus menjadi gerakan kesadaran yang melibatkan semua pihak: pemerintah, masyarakat akademik, desa adat, MDA, PHDI, subak, prebekel, aktivis lingkungan, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, kalangan industri pariwisata (PHRI), dadia atau pasemetonan soroh, filantropis, dan lain-lain. Karena itu, ngiring, sareng-sareng, ngerombo kekaryan puniki (mari bersama-sama mendukung kegiatan ini, red),” harap pria kelahiran Ubud, 24 Februari 1972 itu. ***