Perhatikan Asupan Makanan! Berikut Pilihan Makanan yang Aman bagi Pasien Ginjal Kronis

18 Mei 2022, 11:20 WIB
Ilustrasi ginjal, berikut tips mencegah penyakit ginjal kronis. /Pixabay/ franknowledge7

PotensiBadung.com- Ginjal merupakan organ yang sangat penting.

Sepasang ginjal, khususnya pada manusia berfungsi menjaga keseimbangan komponen vital.

Seperti menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, mengeluarkan sisa-sisa metabolisme dan racun dalam tubuh, menjaga keseimbangan tekanan darah, menjaga produksi sel darah merah, dan masih banyak lagi.

dr Manik Parmelia, alumnus Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali mengatakan fungsi ginjal dapat mengalami penurunan yang berlangsung cepat (akut) maupun secara perlahan dalam jangka panjang (kronis).

Baca Juga: Semifinal Sepakbola Sea Games 2022, Pertarungan 4 Pelatih Asing, Shin Tae yong vs Alexandre Polking,Kim vs Seo

Baca Juga: Ranking BWF Putri KW, Tunggal Putri Penghancur Thailand di Sea Games 2022, The Next Susi Susanti?

Penurunan akut dapat terjadi mendadak akibat kekurangan cairan, adanya sumbatan pada saluran kencing, atau infeksi yang luas.

Sedangkan penurunan fungsi secara perlahan atau gangguan ginjal kronis umumnya terjadi akibat kondisi komorbiditas seperti hipertensi dan kencing manis yang tidak terkontrol.

Penyakit Ginjal Kronis (PGK) jelasnya adalah kerusakan struktur dan fungsional ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan. PGK cukup banyak dialami oleh masyarakat di Indonesia.

Baca Juga: Asnawi Mangkualam Absen, Saddil Ramdani In, Shin Tae-yong Ingatkan Ini, Jelang Timnas Indonesia vs Thailand

Baca Juga: EKSKLUSIF! Ditunggu-tunggu Bobotoh, Agen Bocorkan Jadwal Resmi Ciro Alves ke Persib Bandung, SIap Bergabung

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, sebesar 0,38 persen atau lebih dari 700 ribu penduduk Indonesia mengalami gangguan ginjal kronis.

Kerusakan pada ginjal, jelas dr. Manik Parmelia bila tidak ditangani dengan pola hidup yang baik dan pemilihan nutrisi yang tepat dapat menimbulkan komplikasi.

Salah satunya adalah penumpukan cairan pada tubuh.

Biasanya pasien akan mengeluh pembengkakan pada kedua kaki, atau bahkan bisa sampai sesak nafas akibat cairan yang menumpuk pada paru-paru.

Baca Juga: 78 Kali Tempur! Ini Head to Head Timnas Indonesia vs Thailand 10 Pertemuan Terakhir, Pra Semifinal SEA Games

Baca Juga: Jadwal Semifinal SEA Games Ganti, Ini Jam Tanding Timnas Indonesia vs Thailand dan 2 Link Live Streaming

Selain itu, rentan terjadi penumpukan elektrolit seperti kalium yang dapat berdampak ke organ lain seperti gangguan irama jantung. Komplikasi-komplikasi ini umumnya terjadi akibat asupan cairan dan makanan yang tidak tepat.

Namun tak usah panik. Hal ini dapat dicegah dengan menjaga jenis dan jumlah asupan makanan yang baik dan benar.

Faktanya, masih banyak pasien yang belum mengetahui apa makanan yang dianjurkan atau dihindari. Sehingga perlu ada perhatian khusus mengenai hal ini.

Baca Juga: Jadwal Semifinal SEA Games Ganti, Ini Jam Tanding Timnas Indonesia vs Thailand dan 2 Link Live Streaming

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Ryohei Miyazaki, Bakal Pemain Persib Itu Ungkap Alasan Bergabung dengan Pangeran Biru

Beberapa hal terkait asupan makanan yang harus diperhatikan adalah jumlah cairan, jumlah protein, kandungan fosfor dan elektrolit seperti natrium serta kalium.

Protein dan fosfor banyak ditemukan pada daging. Natrium banyak didapatkan pada garam dapur serta makanan kemasan.

Sedangkan kalium banyak terkandung dalam buah-buahan dan sayuran.

Berikut ini jumlah dan jenis makanan yang dianjurkan untuk pasien penyakit ginjal kronis.

Baca Juga: Fakta Ryohei Miyazaki yang Kini Trial Bersama Persib, Pemain Multiposisi yang Pernah Cicipi Main di 3 Benua

Baca Juga: Kiper Thailand Berulah Jelang Lawan Timnas Indonesia U-23 di Semi Final SEA Games, Bagaimana Nasibnya?

1. Garam dan Cairan

Pembatasan konsumsi garam diperlukan untuk menjaga tekanan darah dan mencegah munculnya bengkak pada tubuh pasien PGK.

Jumlah garam direkomendasikan sebanyak 1.5-2 gram per hari. Hindari makanan siap saji dan berpengawet karena mengandung garam yang tinggi.

Terkait asupan cairan, tidak semua pasien PGK harus menjalani restriksi cairan.

Jumlah cairan pada pasien dengan penyakit ginjal kronis sangat bergantung pada derajat atau stadium dari PGK yang dialami pasien.

Baca Juga: Daftar Pemain Alumni Piala AFF yang Dibawa Timnas Thailand di SEA Games, Indonesia Punya Misi Balas Dendam

Baca Juga: UPDATE KLASEMEN SEA Games 2021: Kembali Disalip Singapura, Posisi Indonesia Merosot, Vietnam Tak Terkalahkan

Jumlah asupan cairan harian yang dianjurkan pada PGK derajat ringan (1-3) sekitar 8 gelas per hari. Hidrasi yang cukup merupakan kunci dari kesehatan ginjal.

Pasien PGK dengan derajat ringan sangat disarankan untuk menjaga kecukupan asupan cairan harian untuk mencegah progresifitas kerusakan ginjal, kecuali pasien mengalami tanda kelebihan cairan seperti bengkak atau sesak nafas.

PGK yang menjalani cuci darah: 500-1000 ml/hari plus jumlah urin per hari.

Pada pasien cuci darah, risiko kelebihan cairan sangat tinggi akibat jumlah urine yang sangat menurun bahkan sampai tidak ada sama sekali. Sehingga diperlukan kontrol cairan yang lebih ketat.

Baca Juga: UPDATE KLASEMEN SEA Games 2021: Kembali Disalip Singapura, Posisi Indonesia Merosot, Vietnam Tak Terkalahkan

Baca Juga: Nyali Pelatih Timnas U - 23 Shin Tae-yong Ciut Jumpa Thailand di Semifinal SEA Games, Ini Starting 11 Klok dkk

2. Protein dan Fosfor

Protein merupakan komponen penting dalam asupan nutrisi.

Namun, pada pasien PGK jumlah konsumsi protein harus diperhatikan karena protein dalam tubuh akan diolah menjadi produk sisa berupa urea yang akan memperberat kerja ginjal sehingga rentan menyebabkan kerusakan yang semakin luas.

Sedangkan, fosfor merupakan mineral yang sering terakumulasi pada darah pasien CKD dan bila jumlahnya melebihi batas dapat menyebabkan kerapuhan tulang.

Sehingga, jumlahnya juga perlu diperhatikan. Fosfor ditemukan terutama pada daging merah dan kacang-kacangan.

Baca Juga: Catat, Pra Musim Arema FC VS PSIS Semarang, Ini Harga Tiket Lengkap 3 Kategori dan Kapasitas Stadion

Baca Juga: Klasemen Perolehan Medali SEA Games 2021 TERBARU, Rabu 18 Mei 2022, Indonesia Melejit, Malaysia Merosot

Jumlah asupan protein harian yang dianjurkan bagi PGK yang belum menjalani cuci darah ungkap dr. Manik Parmelia adalah 0,6 gram hingga 0,8 gram per hari.

Sementara untuk PGK dengan cuci darah berkisar antara 1-1.2 gram per hari.

“Asupan protein yang lebih tinggi diperlukan pada pasien cuci darah karena proses tersebut ikut membuang protein. Sehingga, perlu asupan yang lebih tinggi untuk menjaga kecukupan protein dalam tubuh,” jelasnya.

Terangnya untuk memudahkan perhitungan porsi protein, 1 porsi protein dapat disetarakan dengan ukuran 1 kotak kartu remi kurang lebih seberat 85 gram (3 ounce) dan mewakili sekitar 21 gram protein.

Baca Juga: Klasemen Perolehan Medali SEA Games 2021 TERBARU, Rabu 18 Mei 2022, Indonesia Melejit, Malaysia Merosot

Baca Juga: POPULER: RANS Cilegon FC Diperkuat Striker 300 + Gol, Persib Menuju 4 Legiun Asing, Jordi Amat Batal di Liga 1

dr Manik Parmelia juga merekomendasikan jenis sumber protein.

Jelasnya putih telur merupakan salah satu sumber protein yang baik dengan kadar fosfor rendah.

Sumber protein dari ikan dan tahu juga dinilai baik untuk dipilih.

Ayam masih dapat dipilih, namun tiap bagian memiliki kandungan protein yang berbeda.

“Hindari konsumsi daging merah dan makanan cepat saji alias processed food karena cenderung mengandung protein dan fosfor yang tinggi. Kandungan protein pada tiap 100 gram lauk ikan tongkol adalah 18.6 gram, Salmon 20.5 gram, tuna 23.3 gram, sayap ayam 23.8 gram, paha bawah ayam 24.2 gram, dan dada ayam 31 gram.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Bulutangkis Putri Lolos Final, Jadwal Timnas U23 vs Thailand Semifinal SEA Games 2021

Baca Juga: Jadwal Futsal SEA Games 2021 Timnas Indonesa vs Thailand, Saatnya Dendam Harus Dibayar Lunas

3. Kalium

Pada pasien PGK, terdapat ketidakmampuan ginjal untuk menjaga keseimbangan elektrolit salah satunya kalium.

Kalium yang berlebih pada tubuh berdampak pada fungsi jantung.

Dapat menyebabkan gangguan irama jantung dan dapat berakibat fatal.

Pasien PGK dianjurkan untuk mengonsumsi kalium tidak lebih dari 200 miligram setiap kali makan atau tidak lebih dari 2.000 mg per hari.

Buah tinggi kalium, rinci dr. Manik Parmelia terdiri atas alpukat (485 mg), jambu biji (471 mg), kiwi (312 mg), pisang (358 mg), melon kuning (267 mg), delima (236 mg), melon hijau (228 mg), ceri (222 mg), papaya (182 mg), dan jeruk (181 mg). Sementara buah yang rendah kalium di antaranya bluberi (77 mg), apel tanpa kulit (90 mg), lemon (102 mg), apel dengan kulit (107 mg), nanas (109 mg), semangka (112 mg), pir (116 mg), belimbing (133 mg), stroberi (153 mg), manga (168 mg), dan leci (171 mg).

Baca Juga: PSSI Angkat Bicara Soal Rumor Jordi Amat Gabung Klub JDT Malaysia, Ini Kata Dia

Baca Juga: Jadwal Futsal SEA Games 2021 Timnas Indonesa vs Thailand, Saatnya Dendam Harus Dibayar Lunas

Kalium juga tinggi juga bisa didapatkan pada sayur. Antara lain kentang (535 mg), bayam (466 mg), bok choy (371 mg), jamur (356 mg), ubi kuning (210 mg), tomat (218 mg), brokoli (293 mg), kacang poling (271 mg), jagung manis (270 mg), wortel matang (235 mg), dan asparagus (224 mg). Sementara kandungan kalium rendah bisa diperoleh dari terong (123 mg), bunga kol matang (142 mg), timun (147 mg), toge (149 mg), kol (170 mg), dan selada (194 mg).

“Buah yang dapat menjadi pilihan adalah apel, nanas, pir, dan mangga. Semangka juga merupakan buah dengan kalium rendah, namun perlu dihindari karena mengandung banyak air,” ujar dr. Manik Parmelia.

Jelasnya sayuran toge, timun, terong, dan bunga kol cukup aman dikonsumsi karena kandungan kalium yang cenderung lebih rendah.

Baca Juga: Persija Jakarta Rampungkan Tes Medis dan Fisik, Karena Ini Maman Abdurahman Tak Yakin Hasil Baik

Baca Juga: POPULER HARI INI: Perubahan Jadwal Semifinal Sepakbola Indonesia vs Thailand, Trial Pemain oleh Persib Bandung

Beberapa sayuran memiliki kandungan kalium yang lebih rendah dalam keadaan matang setelah direbus, ditiriskan, tanpa tambahan garam atau perasa lainnya.

“Perlu ada perhatian khusus pada beberapa komponen makanan untuk pasien PGK. Namun, jenis makanan yang aman bagi pasien dengan penyakit ginjal kronis sangat tergantung dari kondisi klinis dan derajat PGK tiap individu. Dengan adanya pemahaman mengenai kandungan makanan yang aman dan jumlah yang sesuai, diharapkan dapat membantu pasien agar tidak jatuh ke stadium yang lebih berat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien,” tegas dr. Manik Parmelia.***

Editor: Dinda Fitria Sabila

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler