Jangan Panik! Kenali Gejala Cacar Monyet dan Berikut Cara Pencegahannya

21 Mei 2022, 10:43 WIB
Ilustrasi virus cacar monyet. /Pexels/CDC /

PotensiBadung.com - Wabah cacar monyet atau monkeypox saat ini sedang ramai diperbincangkan. Pasalnya, sejumlah negara terkonfirmasi telah melaporkan kasus tersebut.

Sembilan negara saat ini tercatat telah melaporkan kasus cacar monyet yang dialami warganya. Mulai dari Belgia, Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia dan Inggris serta Amerika Serikat, Kanada dan Australia.

Dilansir melalui laman resmi kemenkes.go.id, monkeypox adalah penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis).

Baca Juga: Pemkab Badung Bagi-bagi Hibah untuk Anggota DPRD, Sekda Adi Arnawa : Komitmen Bupati Badung Giri Prasta

Baca Juga: Eks Sekda Buleleng Dewa Puspaka Divonis 8 Tahun Penjara, Kejati Bali Apresiasi Hakim

Penularan dapat terjadi melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau lesi pada kulit atau mukosa dari binatang yang tertular virus.

Penularan pada manusia, menurut Anung, terjadi karena kontak dengan monyet, tikus gambia dan tupai, atau mengonsumsi daging binatang yang sudah terkontaminasi. Inang utama dari virus ini adalah rodent (tikus). Penularan dari manusia ke manusia sangat jarang.

Gejala atau tanda cacar monyet

Dalam laman resmi tersebut dipaparkan bahwa gejala yang biasanya muncul pada penderita cacar monyet ini yakni demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot dan lemas.

Baca Juga: Replik Korupsi Eks Sekda Buleleng, Jaksa: 5 Saksi Mengaku Dipaksa Menyerahkan Uang Oleh Puspaka

Baca Juga: Kejati Bali Menetapkan Anak Mantan Sekda Buleleng Dewa Radhea Jadi Tersangka Perkara Korupsi dan TPPU

Ruam pada kulit biasanya akan muncul mulai dari wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Ruam ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapular), melepuh berisi cairan bening, melepuh berisi nanah, kemudian mengeras.

Masa inkubasi (interval dari infeksi sampai timbulnya gejala) monkeypox biasanya 6 -16 hari, tetapi dapat berkisar dari 5- 21 hari.

Dapat sembuh sendiri

Monkeypox biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 14 -21 hari.

Kasus yang parah lebih sering terjadi pada anak-anak dan terkait dengan tingkat paparan virus, status kesehatan pasien dan tingkat keparahan komplikasi.

Baca Juga: Kejaksaan Sita Aset Tanah Milik HN Tersangka Korupsi Taspen, Selanjutnya Apa?

Baca Juga: Kejari Morotai Tetapkan 3 Tersangka Korupsi TPU Sangowo, Siapa Saja Mereka?

Kasus kematian bervariasi tetapi kurang dari 10 persen kasus yang dilaporkan, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak.

Secara umum, kelompok usia yang lebih muda tampaknya lebih rentan terhadap penyakit Monkeypox.

Monkeypox hanya dapat didiagnosa melalui pemeriksaan laboratorium.

Cara pencegahan

Cacar monyet umumnya dapat dicegah. Untuk itu masyarakat dihimbau untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan dengan sabun.

Baca Juga: Sidang Korupsi Jiwasraya, JPU Tuntut PT OMI Denda Rp 76 M plus Perampasan dan Pembubaran

Baca Juga: Tak Semoncer Taisei Marukawa di Persebaya, Arema FC Miliki Pemain Jepang Eks Liga Thailand, Berikut Profilnya

Perlu juga diperhatikan untuk menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi makanan langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik.

Menghindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi.

Menghindari kontak dengan hewan liar atau mengkonsumsi daging yang diburu dari hewan liar (bushmeat).

Diingatkan kepada pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit cacar air agar segera memeriksakan dirinya jika mengalami gejala-gejala demam tinggi yang mendadak, pembesaran kelenjar getah bening dan ruam kulit, dalam waktu kurang dari 3 minggu setelah kepulangan, serta menginformasikan kepada petugas kesehatan tentang riwayat perjalanannya.

Tidak ada pengobatan khusus atau vaksinasi yang tersedia untuk infeksi virus monkeypox.

Pengobatan simptomatik dan suportif dapat diberikan untuk meringankan keluhan yang muncul. ***

Editor: Hari Santoso

Sumber: kemenkes.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler