Bisnis Bunga Hias di Buleleng Anjlok Akibat Pandemi Covid-19

7 Maret 2021, 11:10 WIB
Sentra pertanian bunga hias di Desa Pancasari Buleleng Bali /Humas Dinas Pertanian Buleleng

POTENSIBADUNG.COM - Bisnis bunga di Bali menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi Covid-19. Sebab, pandemi membuat dunia pariwisata di Bali porak poranda.

Seperti yang terjadi di Kabupaten Buleleng yang mana pendapatan para petani bunga hias tutun drastis.

Tak ada wisatawan dan hotel yang buka membuat petani bunga hias kesulitan memasarkan produknya.

Baca Juga: Segera Ganti Kartu ATM Lama Anda Dengan Versi Chip Untuk Hindari Skimming, Ini 3 Caranya Untuk Nasabah BCA

Baca Juga: Biji Kakao Petani Jembrana Tembus Pasar Jepang, Ini Rahasianya

Sentra pertanian bunga di Buleleng yang ada di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali, yang pendapatannya turun.

Dikutip dari Denpasarupdate.com dalam artikel "Dihantam Pandemi, Omzet Bunga Hias di Pancasari Buleleng Menurun Drastis, Petani Menjerit", di wilayah ini ada dua kelompok tani bunga yakni Kelompok Tani Mekar Sari dan Kelompok Tani Pudak Lestari.

Para petani kebanyakan memelihara bunga krisan, lily putih, anthorium, dan pikok.

Baca Juga: Wadahi Kreativitas Anak Muda dengan Pameran Saka 1943, Tampilkan Ogoh Ogoh Mini

Baca Juga: BI Mendorong Pelestarian Warisan Leluhur Lewat Pameran Karya Kreatif Indonesia

Sebelumnya produksi para petani disalurkan ke Denpasar dan Badung. Utamanya ke industri pariwisata. Entah itu hotel, villa, restoran, hingga spa.

Namun sejak pandemi melanda, bunga menjadi salah satu aspek yang paling pertama terdampak pandemi. Para pengusaha pariwisata mengurangi pembelian bunga.

Seiring dengan industri pariwisata yang kian tiarap, para petani bunga pun kian gigit jari.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta yang dikonfirmasi, tak menampik kondisi tersebut. Sumiarta menyebut selama pandemi ini omzet para petani bunga di Pancasari turun drastis. Penurunan berkisar 80 persen hingga 90 persen.

Baca Juga: Bertemu dengan Teten Masduki, Shopee Sebutkan Dominasi Pedagang Lokal dan UMKM di Platform Capai 97 Persen

Sumiarta menyebut pasar lokal untuk bunga memang sangat stagnan. Namun masih ada pasar ekspor yang terbuka lebar. Belum lama ini, Balai Karantina Pertanian Bali disebut sudah menjajagi para petani di Pancasari untuk proses ekspor.

Salah satu bunga yang berpeluang masuk pasar ekspor adalah bunga mawar.

“Balai Karantina sudah membantu menjalin kerjasama serta membantu memfasilitasi agar petani bisa ekspor produk mereka saat pandemi ini. Masih ada celah pasar yang terbuka di Eropa dan Jepang,” kata Sumiarta. *** (Denpasarupdate.com/I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya).

 

Editor: Imam Reza W

Sumber: Denpasar Update

Tags

Terkini

Terpopuler