Wayan Koster Skakmat Survei Litbang Kompas: Kaidah yang Dipakai Tidak Ajek

- 13 Desember 2023, 08:49 WIB
Ketua DPD PDI P Provinsi Bali, I Wayan Koster
Ketua DPD PDI P Provinsi Bali, I Wayan Koster /PotensiBadung/PotensiBadung/Rovin

PotensiBadung.com – Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud Bali, Wayan Koster memberi skakmat terhadap survei Litbang Kompas yang menunjukan elektabilitas Ganjar-Mahfud merosot.

Bahkan disalip oleh pasangan nomor urut 1 Anies-Muhaimin yang selama ini menjadi ekor dalam setiap survei.

Menurut Koster, kaidah yang dipakai dalam survei Litbang Kompas itu tidak ajek dan akurat, tidak sesuai fakta di lapangan.

Baca Juga: KPU dan Bawaslu Bali 'Dipelototi' DKPP RI

Koster menjelaskan, dalam survei salah satu kaidah yang diperhatikan adalah semakin besar sampel, atau responden maka hasil survei akan semakin mendekati kenyataan dengan deviasi yang semakin kecil atau semakin akurat.

Hasil survei juga menggambarkan langsung sebagai pembuktian adanya hubungan antara suasana lapangan dengan teori penelitian atau survei.

Berdasarkan kaidah itu mestinya hasil survei menggambarkan atau membuktikan suasana lapangan.

Baca Juga: Keseruan Puncak Shopee 12.12 Birthday Sale TV Show, JKT48 dan Deretan Artis Lain Tampil Memukau

Katanya, tidak mungkin suasana lapangannya baik, tetapi hasil survei buruk. Atau sebaliknya, suasana lapangan buruk tetapi hasil surveinya baik.

Wayan Koster menduga survei Litbang kompas itu sengaja diarahkan untuk mengunggulkan pasangan capres-cawapres tertentu. Sebaliknya untuk menjelekkan pasangan capres-cawapres tertentu.

“Namun dalam suatu survei bisa saja terjadi metode yang dipakai tidak ajeg, seperti mengarahkan dalam memilih sampel atau responden, karena ada suatu kepentingan tertentu. Ini sangat bisa terjadi,” ujar Wayan Koster saat dihubungi via WhatsApp, Selasa (12/12/2023).

Baca Juga: Berdayakan Brand Lokal dan UMKM, Shopee Mendorong Kemajuan Ekonomi Digital Indonesia

Ketua DPD PDIP Bali itu mengaku selama ini pasangan Ganjar-Mahfud yang paling aktif menyampaikan ide dan melakukan gerakan atau turun ke lapangan. Selama kunjungan pun antusias masyarakat luar biasa.

Dinilainya, jika survei itu dilakukan berdasarkan fakta di lapangan, seharusnya Ganjar-Mahfud unggul.

Dia merasa tidak masuk akal jika survei itu mengunggulkan pasangan calon yang jarang menyampaikan ide dan turun ke lapangan.  

“Kalau dilakukan survei dengan menerapkan metode secara benar, logikanya hasil survei yang paling tinggi seharusnya Ganjar-Mahfud,” imbuhnya.

“Kalau hasilnya tidak konsisten, maka pasti ada yang salah dalam menerapkan metode survei, atau kaidah survei yang dipakai tidak ajeg,” tegasnya kembali.

Mantan Gubernur Bali periode 2018-2023 itu mengajak masyarakat agar menyikapi setiap hasil survei dengan hati-hati. Jangan terlalu percaya karena harus diuji dulu kebenarannya.

“Oleh karena itu hati-hati menyikapi hasil survei capres-cawapres dari berbagai lembaga. Agar disikapi dengan sangat hati-hati, jangan terlalu percaya, masih harus diuji karena potensi bias terlalu besar akibat berbagai hal,” tandasnya.

Sebelumnya hasil survei Litbang Kompas edisi terbaru menunjukan elektabilitas Prabowo-Gibran 39,3%, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) 16,7% dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md 15,3%. Sedangkan 28,7% belum menentukan pilihan.

Editor: Pipin L Hakim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x