Perjuangan ini dirangkum dalam sebuah pentas seni bertajuk Nuwur Kukuwung Ranu bekerja sama dengan Institut Seni Indonesia Denpasar di Pura Segara Danau Batur, Kabupaten Bangli, Bali, Sabtu Kliwon Wariga (Tumpek Uduh), 14 Mei 2022 malam.
Baca Juga: Ciro Alves Pamit Menuju Persib Bandung, Marc Klok, Ricky Kambuaya Dapat Hadiah dari Robert Alberts
Sebelumnya, Yayasan Puri Kauhan Ubud berkolaborasi dengan Korem 163/Wirasatya, Polres Bangli, Peradah Bangli, KMHDI Bali, Mapala UNHI Denpasar, UHN IGB Sugriwa, STAHN Mpu Kuturan, Universitas Dwijendra, Universitas Mahasaraswati,
Lingkar Studi Batur, Forum Alumni Gitakita, Kasinoman Pura Ulun Danu Batur, KAGAMA Bali, dan komponen masyarakat lain mareresik patirtan bertema “Toya Uriphing Bhuwana, Usadhaning Sangaskara” yang berarti air pemberi kehidupan, penyembuh peradaban di Danau Batur, Minggu, 8 Mei 2022 di sumber mata air Danau Batur.
Baca Juga: Laga Uji Coba PSIS Semarang vs PSM Makassar: Catat Jadwal, Update Harga dan Cara Membeli Tiket
Yayasan Puri Kauhan Ubud punya alasan mendasar kenapa memilih Danau Batur sebagai lokasi Mareresik Patirtan serangkaian 2022.
Ari Dwipayana mengatakan danau seluas 16 km² yang terletak di kaldera gunung api aktif dalam rangkaian cincin Api Pasifik itu sedang kritis.
Menempuh shortcut penyadaran komunal menjaga Danau Batur, Ari Dwipayana tak memungkiri peran penting seniman dan budayawan bagi masa depan Indonesia, khususnya Bali.