Network
POTENSIBADUNG.COM - Covid-19 ringan menimbulkan gejala 6 bulan pascainfeksi. Sejak wabah virus korona baru, Covid panjang (Long Covid) dan atau sindrom pascacovid menjadi perhatian umum.
Sementara peningkatan jumlah gejala yang lama pada pasien Covid-19 parah sudah diketahui. Namun, sebuah penelitian baru-baru ini mengklaim bahwa 50% pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan sedang juga mengalami komplikasi medis 6 bulan setelah terinfeksi.
Long Covid pada pasien dengan gejala ringan sedang
Sebelumnya sebuah penelitian Lancet melaporkan bahwa lebih dari 75% orang yang menderita virus Covid-19 menghadapi gejala yang muncul 6 bulan setelah pemulihan. 63% individu yang mengikuti eksperimen paling sering melaporkan gejala kelelahan dan nyeri otot, disertai kecemasan, depresi, nyeri, dan kesulitan tidur.
Baca Juga: Kabar Buruk! Jadwal Cuti Bersama Tahun Ini Dipangkas
Sementara sebagian besar kasus Long Covid atau Covid yang lazimnya pada pasien yang menderita infeksi COVID-19 parah, menurut sebuah studi terbaru yang diterbitkan bulan ini di Journal of Clinical Microbiology and Infection menyatakan bahwa setengah dari pasien dengan gejala Covid-19 ringan dan sedang mengalami komplikasi setelah 6 bulan.
Studi ini mengamati 103 orang berusia di atas 18 tahun yang terkena virus corona antara April dan Oktober 2020. Para relawan yang terlibat dalam percobaan menderita gejala ringan dan sedang menunjukkan bahwa meski mereka tidak asimtomatik (bergejala), mereka juga tidak dirawat di rumah sakit.
Kelompok yang berpartisipasi ditanyai empat kali selama penelitian. Enam bulan setelah dimulainya penelitian, 46% memiliki setidaknya satu gejala yang menetap.
Baca Juga: Waspada, 30 Wilayah di Bali Ini Berpotensi Hujan Lebat hingga Banjir
Gejala yang paling umum termasuk kelelahan (22%), kehilangan atau perubahan indra penciuman dan perasa (15%) atau kesulitan bernapas (8%). Sesuai laporan, 44% orang awalnya mengalami sakit kepala, demam 41%, nyeri otot 39% dan batuk kering 38% Laporan akhir mencantumkan 14 gejala, 12 di antaranya sudah dicatat sebagai gejala umum Covid-19 oleh Center for Disease Control and Pencegahan (CDC). Gejala paling umum yang dilaporkan adalah kehilangan nafsu makan, sesuai penelitian.
