Apa itu Watangan Matah? 'Mayat' Hidup yang Ada di Pementasan Calonarang

- 1 November 2022, 08:30 WIB
 Pementasan 108 watangan/instagram denpasarviral
Pementasan 108 watangan/instagram denpasarviral /

Orang yang berperan sebagai mayat-mayatan akan dibuat seperti meninggal sungguhan, dimandikan dan diupacarai di atas panggung layaknya orang yang sudah meninggal.

Baca Juga: Erik Ten Hag Menyukai Performa Apik yang Ditunjukan Marcus Rashford Dalam Beberapa Pertandingan

Menurut Dr Komang Indra Wirawan S.Sn.M.Fil.H atau yang lebih dikenal sebagai Komang Gases, pada zaman dahulu watangan bukan merupakan pemain utama dalam Calonarang.

Jaman dahulu memang diakui bahwa masyarakat saat itu kurang hiburan sehingga saat penari hanya dengan membawa bayi atau watangan dari boneka.

Berdasarkan perkembangan zaman, inovasi dan kreativitas seniman, maka wujudkanlah peran pembantu dalam pementasan calonarang yaitu orang yang berperan sebagai watangan.

Saat ini menurutnya, ada sugesti di masyarakat jika calonarang tanpa watangan maka Calonarang tersebut terasa ada yang kurang

Makna Watangan Dalam Calonarang
Ia sendiri mengartikan watangan ini sebagai salah satu konsep “Diksa” sebagai media pembersihan/penyudamala untuk menjadikan orang yang menjadi watangan menjadi lebih baik.

Layaknya prosesi Seda Raga dalam mediksha, lebih lanjut lagi Komang Gases mengatakan Dhiksa dalam tatanan calonarang ini tiada lain memproses dirinya dari “jelema menjadi manusa, manusa menjadi suputra”.

Disatu sisi untuk mempertebal keyakinan kepada Ida Sesuhunan di satu sisi untuk memberikan keharmonisan kepada masyarakat.

Bagaimana mengenai siapa saja yang boleh atau bisa menjadi watangan? Komang Gases yang merupakan Ketua Yayasan Gases Bali bercerita kalau orang yang menjadi watangan biasanya harus memiliki legalitas di masyarakat.

Halaman:

Editor: Imam Reza

Sumber: Instagram


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x