Kapolda Jatim Geram Ulah Oknum Pesilat Arogan, Begini Klarifikasi IPSI Jawa Timur

- 17 Maret 2023, 17:55 WIB
Kapolda Jatim Irjen Toni Harmanto dalam acara bersama IPSI Jawa Timur menyikapi oknum pesilat arogan.
Kapolda Jatim Irjen Toni Harmanto dalam acara bersama IPSI Jawa Timur menyikapi oknum pesilat arogan. /Humas Polda Jatim/

PotensiBadung.com - Kapolda Jatim Toni Harmanto merasa geram dengan ulah oknum pesilat yang arogan dan kerap menumbuhkan masalah di kalangan masyarakat.

Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jawa Timur meredam potensi konflik dengan pendirian paguyuban di setiap kabupaten.

Hal ini terungkap saat Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto bersama Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Farid Makruf mengajak dialog pimpinan pengurus perguruan pencak silat se-Jawa Timur di Gedung Patuh Mapolda Jatim, Kamis 16 Maret 2023.

Baca Juga: Keroyok Terduga Maling, 4 Warga Ditangkap Polrestabes Surabaya, 1 Orang Dalam Pengejaran

Irjen Pol Toni Harmanto menyampaikan hal-hal yang melatarbelakangi timbulnya persoalan antar perguruan pencak silat yang dipicu oleh oknum pesilat.

"Saya hanya melihat, dominasi dari para pelaku oknum pesilat yang sekarang ini berurusan dengan hukum, bahkan tidak sedikit dari mereka yang di bawah umur," ungkap Irjen Pol Toni dikutip Potensi Badung, Jumat, 17 Maret 2023.

Irjen Toni juga mengungkapkan, dari ulah oknum pesilat itu bahkan ada yang sudah mengakibatkan korban meninggal dunia, luka berat, cacat dan bahkan kerugian yang lain.

Baca Juga: Ada Lagi! Persebaya Incar Gelandang Naturalisasi Singapura Song Ui Young, Ini Profil dan Harganya

“Hal ini saya pastikan akan merusak masa depannya," tegasnya.

Ia mencontohkan dengan peristiwa pelemparan batu yang terjadi di Kabupaten Trenggalek beberapa waktu lalu yang dilakukan oleh oknum pesilat.

"Saya prihatin, itu ada pelemparan kendaraan yang berisi delapan penumpang, dilempar dengan batu kaca kendaraan yang sedang melaju," terangnya.

Baca Juga: Salip Persib, Thomas Doll Sebut Persija Jakarta Pantas Raih Kemenangan atas PSIS Semarang

Akibat peristiwa itu, sopir bus kini masih kritis bersama dengan satu orang yang lain.

"Coba bisa di bayangkan kalau itu menimpa kita," tutur Kapolda Jatim.

Ia menegaskan bahwa banyak kejadian melawan hukum yang dilakukan oleh ulah oknum pesilat.

Baca Juga: Mantan Danki Brimob 3 Polda Jatim Divonis 1 Tahun 6 Bulan dalam Vonis Sidang Tragedi Kanjuruhan

"Itulah potret yang terus ditampilkan dari peristiwa-peristiwa kekerasan oleh oknum antar perguruan pencak silat," geramnya.

Kapolda Jatim mengingatkan bahwa karena perbuatan kekerasan para oknum pesilat yang rata-rata masih remaja.

"Jika dibiarkan tanpa ada upaya pembinaan mental, maka dipastikan masa depan mereka akan terhambat," ucapnya.

Baca Juga: Hasil Sidang Vonis Tragedi Kanjuruhan: 2 Terdakwa Dinyatakan Bebas, Ini Sosoknya

Ia kemudian sempat mengambil kebijakan melarang aktivitas hari Sabtu, Minggu dan malam hari.

Pembatasan pada waktu tertentu kegiatan perguruan pencak silat ini karena peta yang dilihat dari analisa, dari peristiwa-peristiwa yang terjadi.

"Selalu dalam ikatan kelompok kemudian di waktu-waktu yang bersamaan, sering terjadi keributan. Inilah yang kami harus bersikap tegas," kata Kapolda Jatim.

Baca Juga: Night Club dengan Pengalaman Lifestyle Baru, Judika Takjub Sing Along di W Atlas Superclub, Seru Banget

Ketua IPSI Jawa Timur Supratomo mengatakan, gesekan antar perguruan silat kerap terjadi di tingkat bawah.

"Nanti akan didirikan paguyuban, yang sekarang sudah ada paguyuban di tingkat kabupaten kota, nanti akan didirikan di seluruh Jawa Timur, sehingga tidak ada gesekan dan pergeseran," katanya.

Yang membuat runyam masalah, lanjutnya, sebab gesekan itu bergeser.

Baca Juga: Dugaan Korupsi Dinas Pendidikan di Laporkan ke Mapolres Bondowoso, Begini Kasusnya

"Ada gesekan juga ada pergeseran. Gesekan di tempat lain bergeser ke tempat tetangganya," urainya.

Menurutnya, oknum yang kerap menimbulkan kerusuhan berasal dari komunitas yang tidak tergabung dalam perguruan pencak silat.

"Komunitas ini tidak diakui di dalam perguruan. Jadi tidak ada komunitas dalam perguruan. Ini cuma perorangan yang menggunakan atribut perguruan masuk dalam komunitas," ungkapnya.***

Editor: Imam Reza

Sumber: Humas Polda Jatim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x